Diposkan pada Stories

Thanks God, I’m Still Alive

01_ALIVE_logo_simple

Source of Picture

Alunan jazz classic terdengar sore ini di sudut sebuah kafe, menemaniku dalam kebimbangan dan kelesuan. Ntah mengapa dan apa yang terjadi, aku beranjak dari kamarku dan melintas dengan taksi online yang aku pesan ke sebuah kafe. Pikiranku hanya menerawang jauh ke hamparan pemandangan yang ada, aku sengaja memilih duduk di lantai dua dengan posisi paling pojok sambil menikmati udara siang ini. Hari ini cukup teduh dan agak berawan. Aku suka dengan cuaca semacam ini. Menenangkan. Sejenak aku ingin menikmati kesendirianku kala ini tanpa sedikitpun gangguan notifikasi ponsel atau meongan kucingku yang saat ini sedikit demam. Angin sepoi-sepoi menggerakkan sedikit rambutku, selain itu mataku menjelajahi kafe ini melihat pengunjung berdatangan dengan kerabat mereka sambil bercengkerama. Aku? Sendiri. That’s oke, i’m fine.

Sejenak pikiranku berkelana, mengingat bahwa selama hampir tujuh tahun aku terdampar di kota rantau ini. Bukannya aku benci berkumpul dengan sanak keluargaku, tapi ntah kenapa aku merasa bahwa keluargaku memang ditakdirkan untuk hidup secara terpisah, menjelajahi kehidupannya masing-masing dan sesekali bertemu dengan tema hari raya.

Tujuh bulan yang lalu aku bertemu dengan seseorang yang annoying menurutku kala itu, tapi saat ini telah menjadi kekasihku. Dia merubah banyak hal dalam kehidupanku, setidaknya aku yang sekarang adalah bukan aku yang dulu, jauh berbeda. Setidaknya aku merasa tidak lagi sendiri dalam sepi, tanpa kata, tanpa harap, dan tanpa tujuan. Semuanya berubah. Thank you so muach. Semoga harapanku dari hari ke hari akan tetap bertumbuh dalam benakku.

Semula dalam perjalanannya, harapanku pernah pupus dan mati. Aku layaknya kerupuk dalam kuah bakso. Lembek. detik ini, setidaknya aku masih punya harapan dan mimpi. Kalian tahu? Memelihara harapanpun akan susah bagi sebagian orang yang merasa bahwa dirinya mati dalam kehidupan. Padahal hanya harapan. Bagi kalian yang pernah mengalaminya, pasti akan mengerti bagaimana rasa ini.

Aku percaya bahwa setiap kita yang memiliki harapan, tujuan, dan mimpi masih memiliki kekuatan untuk melanjutkan kehidupan ini. Tuhan akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta. Setiap apa yang kita minta, belum tentu menurut Tuhan adalah sesuatu yang urgent untuk kita butuhkan saat ini. Burung di langitpun masih dapat bertahan hidup dengan baik walaupun dia berkelana jauh tiap harinya, tanpa dia meminta kepada Sang Pemilik hidup. Hidup ini benar-benar teka-teki. Tuhan yang tahu jawabannya. Maaf Tuhan atas segala keluh kesahku, thanks God, i’m still alive!

Tinggalkan komentar